Setelah browsing di internet, saya mendapatkan beberapa artikel menarik mengenai hal ini. Disini saya kutip dan ubah satu artikel dari Larry Burket yang saya anggap paling menarik.
Apakah Asuransi Sesuai Dengan Ajaran Alkitab?
Oleh: Larry Burket
Jawaban atas pertanyaan ini dapat ditemukan di Pengkotbah 6:3, “Jika orang memperoleh seratus anak dan hidup lama sampai mencapai umur panjang, tetapi ia tidak puas dengan kesenangan, bahkan tidak mendapat penguburan, kataku, anak gugur lebih baik daripada orang ini”
Salomo menyatakan prinsip pemikiran Alkitab yang sangat sederhana : Kita bertanggung jawab untuk menyediakan (to provide) atau mencukupi orang yang berada di rumah kita. Tanggung jawab tersebut tidak hanya sampai kita mati. Kita juga bertanggungjawab akan apa yang mereka. Asuransi adalah cara paling sederhana untuk menyediakan kebutuhan pada saat kita mati.
Kita tidak tahu kapan kita akan mati. Mungkin saja saat kita mati kita belum menyiapkan kekuatan ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita. Ini adalah alasan yang kuat untuk memiliki asuransi.
Asuransi bukanlah masalah baik atau buruk, bermoral atau tidak bermoral. Asuransi adalah perencanaan, dapat digunakan secara bijak sebagai asset keluarga, tetapi dapat juga digunakan secara sembrono sampai menghabiskan uang, merampas bagian Tuhan, atau bahkan menunjukkan kita tidak percaya pada Tuhan.
Ada seorang pilot yang mempunyai kesulitan keuangan. Setelah dipelajari ternyata setiap bulan dia harus membayar $600 untuk asuransi ketidakmampuan bila dia tidak mendapatkan ijin pilot lagi. Dengan nilai asuransi tersebut dia akan mendapatkan penghasilan dua kali lipat dari yang didapatnya sekarang bila suatu saat dia tidak bisa menjadi pilot lagi. Itu sama saja dengan mengatakan bahwa apabila dia tidak bisa menjadi pilot lagi maka dia akan berbaring di tempat tidur seumur hidup. Konyol bukan?
Mungkin saja kita membutuhkan masa transisi untuk dapat kembali bekerja, tapi setelah itu serahkan semuanya pada Tuhan. Dia dapat mengatur siapa saja, dan bisa saja Tuhan melakukannya dengan mengubah panggilan hidup anda: dari pilot menjadi pengusaha, dari dokter menjadi penyanyi, atau dari pejabat menjadi hamba Tuhan.
Intinya adalah, jangan pernah mencoba melindungi atau mengambil keuntungan dari asuransi. Gunakan asuransi hanya untuk “menyediakan”. Asuransi seringkali digunakan untuk melindungi dari keadaan yang tak terduga atau terkadang juga digunakan untuk mencari keuntungan. Jika anda memiliki terlalu banyak asuransi sehingga ketika anda mati maka keluarga anda akan hidup lebih baik, maka terus terang: anda lebih baik mati. (Ini bukan prinsip Alkitab)
Bagaimana Menentukan Kebutuhan Asuransi
Untuk menentukan kebutuhan asuransi, anda harus tahu berapa kebutuhan dasar keluarga anda perbulan. Lalu anggaplah anda ingin berinvestasi atau memulai suatu usaha. Kira-kira berapa modal yang anda butuhkan agar usaha itu dapat menghidupi keluarga anda. Besarnya modal tersebut ada nilai pertanggungan yang sebaiknya anda miliki.
Berapa banyak yang bisa kita tanggung?
Biasanya keluarga menengah masih mampu membelanjakan 5% dari pengeluaran untuk kebutuhan dasarnya. Nilai tersebut dapat digunakan untuk asuransi.
Jenis Asuransi Apa yang Seharusnya Kita Punyai?
Untuk menjaga asuransi tetap seimbang, seorang Kristen harus mempertimbangkan dua prinsip dari Firman Tuhan. Yang pertama adalah Matius 6:31. Tuhan berkata, “ Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?”
Tuhan tidak ingin kita kuatir, tapi Dia ingin kita merencanakan. Jadi penyeimbangnya adalah Lukas 14:28, “Sebab siapakah diantara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?” Seperti yang dibahas sebelumnya, asuransi adalah menyediakan, bukan melindungi atau mencari keuntungan.
Jika Tuhan telah menyediakan asset atau kemampuan untuk mengganti yang hilang, maka asuransi tidak dibutuhkan. Misalkan bila mobil anda rusak, sebenarnya anda masih mampu memperbaikinya sendiri tanpa bantuan asuransi. Berarti sebenarnya dalam hal ini anda tidak membutuhkan asuransi.
Jika anda memutuskan untuk membeli asuransi ketidakmampuan, sebaiknya hanya untuk mengantisipasi masa transisi saja.
Asuransi kesehatan yang sebaiknya dimiliki adalah asuransi kesehatan yang hanya menanggung “masalah” besar. Contoh, asuransi yang hanya membayar bila biaya pengobatan diatas Rp 10 juta. Ini berguna untuk mencegah pengeluaran lebih besar bila misalnya anda sakit parah atau harus tinggal lama di rumah sakit.
Percaya atau Bodoh?
Asuransi tidak berarti kurang percaya. Sebaliknya dengan tidak memiliki asuransi bukan berarti anda adalah orang percaya. Asuransi dapat berarti perencanaan yang bijak tapi bisa juga berarti hidup dalam ketakutan. Ini sangat tergantung pada sikap si pembeli asuransi.
Bila anda memang tidak mampu membeli asuransi, maka saat anda mengalami masalah keuangan, anda berhak untuk datang kepada Tuhan dan meminta pertolongan-Nya. Bila anda secara nyata mampu membeli asuransi, maka sebaiknya anda membelinya dan tidak “membebankan” masalah anda pada Tuhan.
Lalu bagaimana dengan cucu kita dan juga generasi selanjutnya. Apakah mereka akan mampu mencukupi keluarganya? Dalam hal ini yakinlah, bahwa rencana Tuhan masih bekerja: “Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan” (2 Korintus 8: 14)
- Diterjemahkan dari artikel "Is Insurance Scriptural?" dapat dilihat di http://www.new-life.net/insuranc.htm
- Sebagian tulisan ini telah dihapus, ditambah, dan dimodifikasi agar lebih mudah dimengerti dan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
- Larry Burket adalah penemu “Christian Financial Concepts”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar