Minggu, 27 Juli 2008

Open Doors

Belum lama ini wakil dari Open Doors datang dan mengisi ibadah di gereja kami. Selain ibadah diadakan juga seminar (walaupun saya tidak sempat hadir). Awalnya sempat juga menilai bahwa mereka ini adalah kelompok misionaris biasa, nggak ada bedanya dengan beberapa kelompok lain yang mencoba menyebarkan injil ke seluruh dunia. Tapi waktu melihat materi presentasinya barulah tahu kalau Open Doors mengkhususkan diri untuk membantu orang-orang yang teraniaya karena percaya pada Yesus. Teraniaya disini bukan seperti yang kita bayangkan, mereka benar-benar teraniaya secara jiwa dan fisik sampai melebihi berbagai macam aniaya yang pernah kita bayangkan.

Mungkin disini kalau tidak diijinkan membangun gereja saja kita sudah merasa teraniaya. Kalau tidak boleh mengadakan KKR merasa teraniaya. Kalau tidak bisa naik pangkat karena agama Kristen kita merasa teraniaya. Memang itu juga salah satu bentuk penganiayaan terhadap orang percaya. Tapi yang menjadi perhatian Open Doors bukanlah aniaya yang sejenis itu. Contoh orang teraniaya yang diberikan adalah beratus orang yang dikurung dalam kontainer kecil di bawah tanah selama bertahun-tahun, tanpa ada cahaya dan hanya ada lubang udara secukupnya. Orang-orang yang sedang menunggu hukuman mati. Orang-orang yang keluarganya mati dibunuh secara sadis. Dan semua penderitaan itu mereka alami karena mereka setia kepada Yesus.

Open Doors mencoba datang kepada mereka, menempuh berbagai macam rintangan, hambatan, bahkan bahaya yang mengancam nyawa. Yang harus mereka hadapi bukan hanya orang-orang yang tidak percaya Yesus, melainkan satu negara atau pemerintahan yang secara sistematis berusaha menghapuskan kekristenan dari negara mereka. Terkadang tidak ada banyak yang bisa dilakukan karena tembok yang menghadang sudah sedemikian tinggi dan kokoh, tapi paling tidak saudara-saudara yang sedang dalam penderitaan tersebut bisa dikuatkan.

Di situs Open Doors International (http://sb.od.org/) saya menemukan visi mereka sebagai berikut:

Our Purpose:

To strengthen and equip the Body of Christ living under or facing restriction and persecution because of their faith in Jesus Christ, and to encourage their involvement in world evangelism by:
  • Providing Bibles and literature, media, leadership training, socio-economic development and through intercessory prayer;
  • Preparing the Body of Christ living in threatened or unstable areas to face persecution and suffering; and
  • Educating and mobilizing the Body of Christ living in the free world to identify with threatened and persecuted Christians and be actively involved in assisting them.
We do so because we believe when one member suffers, all members suffer with it (1 Corinthians 12:26), all doors are open and God enables His Body to go into all the world and preach the Gospel.


Yang ingin membantu atau terlibat dalam misi mereka dapat mengunjungi situs mereka. Paling tidak kita bantu dengan doa yang sungguh-sungguh agar Tuhan membantu perjuangan mereka dan agar orang-orang teraniaya tersebut dapat dikuatkan.


Baca Selengkapnya!

Sabtu, 05 Juli 2008

Sehat itu Investasi

Sehat itu investasi, sifat kita menambah sesuatu yang baik dalam kehidupan kita. Karena seperti layaknya sebuah usaha maka penambahan investasi yang berguna dibutuhkan.

Cara makan yang baik dan benar, serta berolahraga yang teratur adalah penambahan investasi dalam hidup kita. Karena seperti didunia usaha, suatu penyusutan investasi selalu ada.

Contoh penyusutan kesehatan kita adalah: mau tidak mau, maka dengan bertambahnya usia kita, maka ada penyusutan tulang kita (bone mass density), menurunnya kinerja beberapa organ, bahkan menurunnya jumlah hormone estrogen kita, saat menopause.

Modal kesehatan yang sudah diberi Tuhan (Biocapital) akan habis perlahan-lahan, saat kita salah mengelola modal kita. Maka kita harus pintar-pintar untuk mengelolanya.

Rencana Tuhan adalah rancangan hidup yang penuh kedamaian, jadi kita harus samakan visi Tuhan, mari kita menambah pengetahuan kesehatan, agar kita bisa hidup lebih sehat dan tentunya nama Tuhan semakin dimuliakan.

Pengetahuan adalah untuk membedakan salah dan benar atau yang boleh dan yang tidak boleh. Disinilah biasanya iblis akan menjatuhkan umat yang percaya. Karena apa?
Karena kita kurang mengerti. Karena pengetahuan sangat penting (Hosea 4:6) dan hikmat dan pengertian datangnya dari Tuhan sendiri (Kitab Amsal).
Contoh; kita harus mulai belajar melihat kode kadaluarsa suatu barang yang akan dibeli atau di konsumsi, kandungan gulanya, kolesterolnya, supaya tidak jatuh sakit.

Karena itu, betapa pentingnya bimbingan Roh Kudus, disertai pengetahuan. Agar kita mengerti serta diberi pengendalian diri oleh Roh Kudus.
Baca Selengkapnya!

Jumat, 04 Juli 2008

Apakah Orang Kristen Boleh Membeli Asuransi

Asuransi selalu mengedepankan istilah: "proteksi" ataupun "perlindungan". Bagi orang percaya, Tuhan adalah satu-satunya perlindungan dalam hidup kita. Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi asuransi ini? Apakah sebagai orang percaya kita boleh membeli asuransi?

Setelah browsing di internet, saya mendapatkan beberapa artikel menarik mengenai hal ini. Disini saya kutip dan ubah satu artikel dari Larry Burket yang saya anggap paling menarik.


Apakah Asuransi Sesuai Dengan Ajaran Alkitab?
Oleh: Larry Burket

Jawaban atas pertanyaan ini dapat ditemukan di Pengkotbah 6:3, “Jika orang memperoleh seratus anak dan hidup lama sampai mencapai umur panjang, tetapi ia tidak puas dengan kesenangan, bahkan tidak mendapat penguburan, kataku, anak gugur lebih baik daripada orang ini

Salomo menyatakan prinsip pemikiran Alkitab yang sangat sederhana : Kita bertanggung jawab untuk menyediakan (to provide) atau mencukupi orang yang berada di rumah kita. Tanggung jawab tersebut tidak hanya sampai kita mati. Kita juga bertanggungjawab akan apa yang mereka. Asuransi adalah cara paling sederhana untuk menyediakan kebutuhan pada saat kita mati.

Kita tidak tahu kapan kita akan mati. Mungkin saja saat kita mati kita belum menyiapkan kekuatan ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita. Ini adalah alasan yang kuat untuk memiliki asuransi.
Asuransi bukanlah masalah baik atau buruk, bermoral atau tidak bermoral. Asuransi adalah perencanaan, dapat digunakan secara bijak sebagai asset keluarga, tetapi dapat juga digunakan secara sembrono sampai menghabiskan uang, merampas bagian Tuhan, atau bahkan menunjukkan kita tidak percaya pada Tuhan.

Ada seorang pilot yang mempunyai kesulitan keuangan. Setelah dipelajari ternyata setiap bulan dia harus membayar $600 untuk asuransi ketidakmampuan bila dia tidak mendapatkan ijin pilot lagi. Dengan nilai asuransi tersebut dia akan mendapatkan penghasilan dua kali lipat dari yang didapatnya sekarang bila suatu saat dia tidak bisa menjadi pilot lagi. Itu sama saja dengan mengatakan bahwa apabila dia tidak bisa menjadi pilot lagi maka dia akan berbaring di tempat tidur seumur hidup. Konyol bukan?

Mungkin saja kita membutuhkan masa transisi untuk dapat kembali bekerja, tapi setelah itu serahkan semuanya pada Tuhan. Dia dapat mengatur siapa saja, dan bisa saja Tuhan melakukannya dengan mengubah panggilan hidup anda: dari pilot menjadi pengusaha, dari dokter menjadi penyanyi, atau dari pejabat menjadi hamba Tuhan.

Intinya adalah, jangan pernah mencoba melindungi atau mengambil keuntungan dari asuransi. Gunakan asuransi hanya untuk “menyediakan”. Asuransi seringkali digunakan untuk melindungi dari keadaan yang tak terduga atau terkadang juga digunakan untuk mencari keuntungan. Jika anda memiliki terlalu banyak asuransi sehingga ketika anda mati maka keluarga anda akan hidup lebih baik, maka terus terang: anda lebih baik mati. (Ini bukan prinsip Alkitab)

Bagaimana Menentukan Kebutuhan Asuransi

Untuk menentukan kebutuhan asuransi, anda harus tahu berapa kebutuhan dasar keluarga anda perbulan. Lalu anggaplah anda ingin berinvestasi atau memulai suatu usaha. Kira-kira berapa modal yang anda butuhkan agar usaha itu dapat menghidupi keluarga anda. Besarnya modal tersebut ada nilai pertanggungan yang sebaiknya anda miliki.

Berapa banyak yang bisa kita tanggung?

Biasanya keluarga menengah masih mampu membelanjakan 5% dari pengeluaran untuk kebutuhan dasarnya. Nilai tersebut dapat digunakan untuk asuransi.

Jenis Asuransi Apa yang Seharusnya Kita Punyai?

Untuk menjaga asuransi tetap seimbang, seorang Kristen harus mempertimbangkan dua prinsip dari Firman Tuhan. Yang pertama adalah Matius 6:31. Tuhan berkata, “ Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Tuhan tidak ingin kita kuatir, tapi Dia ingin kita merencanakan. Jadi penyeimbangnya adalah Lukas 14:28, “Sebab siapakah diantara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?” Seperti yang dibahas sebelumnya, asuransi adalah menyediakan, bukan melindungi atau mencari keuntungan.

Jika Tuhan telah menyediakan asset atau kemampuan untuk mengganti yang hilang, maka asuransi tidak dibutuhkan. Misalkan bila mobil anda rusak, sebenarnya anda masih mampu memperbaikinya sendiri tanpa bantuan asuransi. Berarti sebenarnya dalam hal ini anda tidak membutuhkan asuransi.

Jika anda memutuskan untuk membeli asuransi ketidakmampuan, sebaiknya hanya untuk mengantisipasi masa transisi saja.

Asuransi kesehatan yang sebaiknya dimiliki adalah asuransi kesehatan yang hanya menanggung “masalah” besar. Contoh, asuransi yang hanya membayar bila biaya pengobatan diatas Rp 10 juta. Ini berguna untuk mencegah pengeluaran lebih besar bila misalnya anda sakit parah atau harus tinggal lama di rumah sakit.

Percaya atau Bodoh?

Asuransi tidak berarti kurang percaya. Sebaliknya dengan tidak memiliki asuransi bukan berarti anda adalah orang percaya. Asuransi dapat berarti perencanaan yang bijak tapi bisa juga berarti hidup dalam ketakutan. Ini sangat tergantung pada sikap si pembeli asuransi.

Bila anda memang tidak mampu membeli asuransi, maka saat anda mengalami masalah keuangan, anda berhak untuk datang kepada Tuhan dan meminta pertolongan-Nya. Bila anda secara nyata mampu membeli asuransi, maka sebaiknya anda membelinya dan tidak “membebankan” masalah anda pada Tuhan.
Lalu bagaimana dengan cucu kita dan juga generasi selanjutnya. Apakah mereka akan mampu mencukupi keluarganya? Dalam hal ini yakinlah, bahwa rencana Tuhan masih bekerja: “Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan” (2 Korintus 8: 14)

Baca Selengkapnya!